Gerakan Nasional Orang Tua membacakan Buku (Gernas Baku) adalah Gerakan untuk mendukung inisiatif dan peran keluarga dalam meningkatkan minat baca anak melalui pembiasaan di rumah, di satuan PAUD, dan di masyarakat. Menurut survei BPS tahun 2015, 91,47% anak usia sekolah lebih suka menonton televisi dan 13,11% yang suka membaca. Abad ke-21 membutuhkan anak-anak yang mampu berfikir kritis, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Abad ini menuntut orang tua untuk mendampingi anak-anaknya mampu menguasai kecakapan beragam literasi (multiliterasi) antara lain: Baca Tulis, Numerasi, Pengetahuan Alam, Keuangan, Digital, Budaya dan kewarganegaraan. Gerakan ini sudah mulai diselenggarakan oleh Pemerintah sejak 5 mei 2018. Dan menginstruksikan semua sekolah untuk melaksanakan gerakan ini.
Gernas Baku ini sudah menjadi salah satu kegiatan mingguan di PAUD Sayap Ibu Jakarta. Dimana orang tua wajib membacakan buku cerita untuk anak di rumah, keesokan harinya anak – anak akan membawa buku tersebut ke sekolah untuk berbagi cerita dengan teman – teman kelasnya.
Kegiatan ini mempunyai beberapa manfaat bagi orang tua dan juga bagi anak – anak diantaranya;
- Membiasakan orang tua membacakan buku bersama anak,
- Mempererat hubungan sosial emosi antara anak dan orang tua,
- Menumbuhkan minat dan budaya baca pada anak sejak dini,
- Merangsang daya imajinasi, analogi dan bahasa ekspresi anak,
- Menanamkan nilai – nilai moral yang ada dalam cerita.
Gernas Baku sangat penting di Indonesia, karena penelitian
membuktikan bahwa minat baca bangsa Indonesia masih sangat rendah. Hasil
survei penilaian siswa pada PISA 2015 menunjukkan bahwa Indonesia berada di urutan
ke 64 dari 72 negara. Budaya literasi harus dibangun karena membaca adalah jendela dunia. Mari jadikan membaca sebagai sebuah
kesenangan. Sehingga ketika nanti anak duduk di sekolah SD, SMP dan seterusnya anak
tidak lagi malas membaca.
Berikut beberapa tips untuk membacakan buku pada anak :
- Bacakan dengan artikulasi yang jelas dan suara lantang. Karena selain mendengarkan cerita, si anak juga bisa sambil belajar mengucapkan kata-kata yang benar dan bisa menangkap makna cerita dengan tepat.
- Intonasi yang tepat, bacakan cerita menggunakan nada bicara yang benar. Misalnya saja, saat sampai di adegan si tokoh dalam buku sedang berteriak, ucapkan dengan nada tinggi, jangan dengan nada datar.
- Ekspresi yang sesuai. Pasang mimik wajah senang jika si tokoh di dalam buku sedang bahagia, atau wajah sedih, marah, kecewa, kesal sesuai adegan cerita.
- Dramatisasi, anda boleh berakting dan menyelipkan sebuah drama saat membacakan buku cerita agar anak lebih bersemangat mendengarkan.
- Beri kesempatan si anak bertanya. Jangan kesal saat si anak memotong cerita yang Anda bacakan untuk bertanya. Hal ini justru bagus, karena berarti si anak menyimak dengan baik jalan cerita. Menanyakan sesuatu tentang isi buku, adalah tanda bahwa si anak sedang mencoba menginterpretasikan cerita dalam imajinasinya.
Menjelang tidur adalah waktu paling tepat untuk membacakan cerita. Karena tubuh dan pikiran anak maupun orang tua sama-sama rileks.